Jika kita sebagai orangtua bertanya seperti ini, apa yang akan dijawab oleh anak-anak kita?
- Kamu tadi berantem ya?
- Kamu nyontek ya pas ulangan tadi?
- Jujur sama papa, kamu tadi ambil mainan dede nggak?
YES! Betul sekali Bapak/Ibu, anak-anak kita cenderung akan diam seribu bahasa atau ada juga yang memilih berbohong supaya aman, luput dari amarah orangtua, tetapi jarang sekali yang mau berkata jujur.
Pernahkah Anda terjebak dalam posisi ini? Dimana Anda bertanya dan anak diam seribu bahasa, dan semakin kita paksa dia untuk bicara, semakin dia diam dan pada akhirnya akan membuat hubungan kita dengan anak-anak kita semakin jauh terasa?
Untuk lebih detailnya Anda bisa membaca artikel saya Bagaimana caranya berkomunikasi dengan anak supaya anak mau mendengar dan mau berubah dengan senang hati tanpa harus melalui pertengkaran, tetapi dalam artikel kali ini saya akan tekankan kenapa anak kita tidak menjawab atau bahkan memilih untuk berbohong pada saat kita bertanya.
Kita sebagai orangtua harus menyadari sisi psikologi dari anak sebelum kita membahas ini. Pada dasarnya semua manusia termasuk anak-anak maunya mencari aman untuk diri mereka sendiri. Mereka cenderung hanya mencari nikmat dan selalu menghindari sengsara. Jikalau kita kaitkan dengan topik artikel kita kali ini, mengapa anak saya diam tak menjawab?, Karena pada dasarnya mereka galau apakah harus berkata jujur atau berkata bohong. Mereka bingung sekali karena itulah mereka diam. Karena dalam benak mereka ada 2 hal yang bekecamuk menjadi pertentangan batin mereka, yaitu,
- jika jujur pasti akan dimarahi,
- jika bohong lebih parah lagi amarahnya.
Dan dua-duanya sama-sama membawa sengsara bagi mereka, oleh karena itulah mereka jadi diam seribu bahasa.
Pernahkah Bapak/Ibu membeli barang di supermarket? Barang yang mana yang Bapak/Ibu cenderung untuk beli? Barang yang ada garansinya atau tidak ada sama sekali?
YES! Betul sekali! Kita sebagai manusia cenderung mencari nikmat dan menghindari sengsara. Kita lebih memilih produk yang bergaransi.
Anak-anak kita pun demikian, mereka akan tetap memilih untuk diam sampai ada sebuah garansi yang dinyatakan oleh orangtua jikalau mereka berkata jujur, kita tidak akan marah.
Banyak orangtua yang hadir di seminar saya mengatakan anak saya sering menjebak saya pak, dengan berkata, “kalau aku jujur, mama janji yah mama ngak akan marah sama aku?” lalu orangtua tersebut berkata “Mama lihat dulu, mama nggak bisa janji sekarang!” Itu sama saja tidak ada garansi dari kita sebagai orangtua kepada anak. Anak akan kembali diam seribu bahasa.
Seharusnya kita langsung tekankan garansi itu akan berlaku jika mereka mau jujur sesakit apapun yang akan mereka katakan kepada kita, karena kita mau antara kita dengan anak kita terjadi saling percaya dan saling terbuka karena itulah kunci dari komunikasi.